Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Sabtu, 20 Juni 2009

PEMPEK

Restoran ini termasuk salah satu tempat makan yang cukup membuat kepadatan dan kemacetan di Jalan Raya Bulevar, Kepala Gading, Jakarta Utara. Hal ini disebabkan ramainya pengunjung, namun tidak disertai sarana parkir memadai. Namun begitu, meski penuh dengan pengunjung restoran ini cukup menjaga kebersihannya.
Setelah sepuluh menit menunggu akhirnya makanan datang. Pempeknya disajikan dalam kondisi hangat. Selain Tekwan, pempek disajikan terpisah dari kuahnya. Saya merasa sedikit aneh. Namun saya pendam saja dalam hati. Karena saya pikir, saya memang tidak tahu cara penyajiannya yang sebenarnya.Lezatnya TekwanTekwan disajikan dalam kuah yang masih panas dan mengepul. Dari aromanya saja sudah tercium kelezatannya. Hidangan yang sepintas terlihat seperti bihun bakso in, memiliki rasa dan aroma kuah yang gurih, sedikit manis dan tercium agak pedas karena bumbu lada. Pertama-tama saya mencoba potongan tekwannya. Saya merasa tidak merasa seperti sedang menikmati ikan yang dicampur dengan sagu. Lezat. Top banget deh. Apalagi setelah saya tambahkan sambal ke dalam kuahnya. Rasanya saya semakin sulit melukiskan rasanya dengan kata-kata. Selain tekwan, di dalamnya terdapat irisan lobak, jamur kuping, soun, seledri dan bawang goreng.Pempek Kapal SelamSetelah puas melahap habis tekwan beserta kuahnya, saya melanjutkan ke makanan lainnya. Perlahan saya menyiram Pempek Kapal Selam dan Pempek Kulit tersebut dengan kuah khas pempek. Lalu mulai mencicipinya satu persatu. Dari gigitan pertama saya sudah kagum. Soalnya baru kali ini, saya makan Pempek Kapal Selam yang begitu gurih dan renyah. Kalau awalnya saya merasa aneh karena pempek ini disajikan terpisah dengan kuah asamnya, akhirnya saya mengerti alasannya. Rupanya ini untuk menjaga kegaringan dari pempek tersebut, sehingga pada saat dimakan masih terasa renyahnya.Kemudian saya mencoba Pempek Kulit.Wah ternyata rasanya lebih enak dan amat renyah dibandingkan Pempek Kapal Selam-nya. Ada satu hal yang aneh terasa di mulut saya. Dari kedua pempek yang saya coba, rasa ikan tenggiri sebagai bahan pembuat pempek, hanya terasa gurih sama sekali tidak amis! Selain itu, kuah pempeknya juga tidak terlalu pedas, serta tidak teralalu asam. Pokoknya pas.Bagi saya, hal ini sungguh merupakan pengalaman makan pempek yang luar biasa. Walaupun harganya agak lumayan mahal, tetapi sangat sepadan dengan rasanya yang oke banget. Enggak nyesel dehpokoknya. Yang tadinya saya tidak terlalu doyan makan pempek, tapi setelah mencicipinya, saya menjadi ketagihan. Ada satu tekad untuk datang lagi esok harinya di Pempek 151. Meski saya pulang dengan hati puas, sebetulnya di dalam hati terselip sedikit penyesalan. Mengapa tidak dari dulu saya datang ke tempat ini? Pempek ini kan bisa masuk daftar camilan saya.

0 komentar:

Posting Komentar