Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Sabtu, 20 Juni 2009

Soto Bangkong

Ada banyak soto yang saya kenal. Soto Betawi tentunya asli dari Jakarta, Soto kudus yang berarti soto asal kota Kudus, begitu juga dengan Soto Lamongan, Soto Madura, Makasar dan sederet soto lainnya khas daerah Indonesia. Selanjutnya, saya berpikir kalau soto ayam bahannya tentu ayam demikian juga dengan soto sapi. Nah,

tetapi ketika saya mendengar Soto Bangkong, apakah ini berarti soto yang menggunakan bangkong alias kodok? Terbayang juga yang loncat-loncat itu.Hmm saya akan akan cari tahu lebih banyak soal soto yang satu ini.Di suatu siang yang cukup terik, saya bersama seorang teman memutuskan menyantap hidangan berkuah dan hangat. Saya memutuskan untuk bersantap di restoran Soto Bangkong di Kelapa Gading. Tak disangka di halaman parkir saya bertemu dengan dua orang teman lain. Jadilah kami berempat masuk ke restoran ini. Kalau dipikir-pikir, saya dan teman bisa membuat klub penggemar Soto Bangkong.Telah cukup lama wilayah Semarang, Jawa Tengah mempunyai makanan khas. Sebut saja mulai dari Wingko Babat, Bandeng Asap dan Lumpia. Yang tidak kalahngetop-nya adalah olahan sotonya yang amat khas. Soto Bangkong masuk ke jajaran soto terkenal dari Semarang. Setelah bertanya ke pelayannya, ternyata Soto Bangkong ini menggunakan daging ayam, bukan bangkong alias kodok. Kontan saya langsung merasa lega dan aman. Soto Bangkong yang terkenal di kota lumpia ini berlokasi dekat kantor pos di Jalan MT Haryono. Haji Soleh Sukarno selaku pemiliknya telah membuka usaha ini sejak tahun 1950. Konon saat ia membuka warung makannya, suasananya masih pedesaan sekali. Banyak bangkong alias kodok berkeliaran dan melompat-lompat di sekitar warung. Seiring perjalanan waktu, terciptalah nama Soto Bangkong.Namun tetap lho saya masih membutuhkan penjelasan soal mengapa mennggunakan kata bangkong. Soalnya bangkong itu berarti katak dalam bahasa Sunda. Orang Jawa kebanyakan bilang kodok. Untuk pertanyaan ini, terus terang sampai saat ini saya belum mempunyai jawabannya. Entahlah, yang jelas Soto Bangkong sekarang sudah populer banget dan banyak dijumpai di banyak foodcourt dan rukan. Saya menemukannnya di Bandung, Surabaya, dan Jakarta. Sang Bangkong telah melompat ke banyak tempat rupanya. Salah satunya, bangkong telah melompat ke Kelapa Gading ini, tempat yang saya kunjungi.Pelayanan di sini terhitung baik, cepat, dan ramah. Pelayan dengan sabar menunggu saya memesan. Segera saya memilih Soto Bangkong dengan nasi yang terpisah. Variasi lainnya adalah Soto Campur Nasi, yakni kuah dan nasi dicampur di mangkok. Kuahnya terasa kental, ada campuran bihun, tauge, irisan telor rebus, bawang daun dan tentu saja potongan daging ayam. Rasanya gurih lezat mantap. Selain soto, ada beberapa makanan hidangan tambahan yang disediakan di meja yaitu Tempe dan Tahu Bacam, Sate Telur Puyuh, Sate Kerang, dan lain-lain. Suara kriuk kerupuk putih menambah riuh saat saya bersantap. Tanpa perlu waktu lama, soto di depan saya langsung habis tandas.Di tempat parkir, nongkrong mobil boks dengan logo Soto Ayam Bangkong besar dan berwarna kuning mencolok. Ini memang merupakan pelayanan yang diberikan untuk pesanan pesta, baik di rumah atau kantor. Minimal order 100 porsi. Selain itu disediakan angkringan (pikulan), hidangan tambahan lainnya dan plus petugas saji.Rumah Makan ini menempati rukan bertingkat dengan lebar 4.5 meter. Setiap lantainya dipasang empat pasang meja. Setahu saya dulu, rumah makan ini merupakan dua gedung rukan yang telah dijadikan satu. Setelah puas dengan makan siang yang nikmat, kami berempat keluar. Hanya ada sepasang pengunjung yang masih meneruskan santap siangnya.


0 komentar:

Posting Komentar